Minggu, 06 Desember 2009

Silaturrahim

Umar bin Khattab r.a. berkata: “aku dan tetanggaku orang anshar dari Banu Umayyah bin Yazid saling bergantian setiap hari untuk bersilatuhim kepada Rasululullah. Sehari aku sehari dia. Apabila giliran aku maka sesudah kembali aku akan menceritakan kepadanya apa saja yang aku dapatkan dari Rasulullah saw, begitu juga apabila giliran dia maka dia akan menceritakan kepadaku semua yang dia dapatkan dari Rasulullah saw. (As Sunnah an Nabawiyah wa Makanatuha fi Tasyriil Islam - Mustafa as Sibai). Dengan cara bersilaturrahim para sahabat mempelajari berbagai macam ilmu dan amalan dari Rasulullah saw dan mereka saling mengajarkan satu sama lain, bukan saling merahasiakan ilmu yang mereka dapatkan. Inilah kebiasaan sahabat yang patut kita contoh.
Maulana Inamul Hasan rah. a. berkata bahwa apabila ada 4 kebiasaan ini di tengah ummat maka pasti kejahilan akan sirna. Sunna sunana sikna sikana (Bhs Urdu), dengar sampaikan belajar ajarkan.

Penjelasan Melalui Ahlinya


Seorang wanita datang kepada Rasulullah saw menanyakan bagaimana caranya bersuci selepas haidh. Maka Rasulullah saw menjawab “ambil kain lap kemudian bersihkan dan berwudhulah dengannnya”. Wanita tersebut tidak paham maka dia bertanya lagi bagaimana caranya. Rasulullah saw mengulang jawaban yang sama hingga tiga kali. Wanita itu masih bertanya juga, maka Rasulullah saw memanggil Aisya r.a. untuk menjelaskan bagaimana caranya. Aisya r.a. mengambil kain lap kemudian memberikan contoh bagaimana cara membersihkan bekas darah haidh kemudian berwudhu. (As Sunnah an Nabawiyah wa Makanatuha fi Tasyriil Islam - Mustafa as Sibai)

Rasulullah saw tidak memberitahukan secara teknis bagaimana cara membersihkan bekas darah itu karena kemuliaan dan ketinggian akhlaq beliau untuk menjaga marwah atau kehormatan seorang wanita. Penjelasan secara teknis disampaikan melalui ahlinya yakni Aisya r.a.(wallahu a’lam)