Sabtu, 28 November 2009

Berhajat Kepada Ilmu


Menuntut ilmu dapat dilakukan dengan membaca kitab para ‘ulama tapi yang terpenting adalah dengan cara mujalasah, yakni duduk langsung dengan para ‘ulama tersebut. Kepahaman dan keberkahan akan bercucuran dari langit dengan cara seperti ini. Seorang murid secara langsung bisa menyaksikan bagaimana cara orang ‘alim atau ulama itu mengajar, men-syarah-kan, menjawab pertanyaan dll.

Murid Imam Ahmad رحمه الله تعلى berkata: “Saya berteman dan bersahabat dengan Abu Abdillah (Imam Ahmad) dan saya pelajari darinya ilmu dan adab.

Salah seorang murid Imam Malik رحمه الله تعلى yakni Ibnu Wahhab رحمه الله berkata: “Pelajaran adab-adab dari imam Malik رحمه الله تعلى kami dapatkan lebih banyak daripada pelajaran ilmu”

Artinya bahwa Ibnu Wahhab رحمه الله تعلى selaku seorang murid, betul-betul bergaul, belajar dan bermajelis dengan gurunya.

Peorang penuntut ilmu harus memiliki hajat terhadap ilmu dan beradab terhadap ilmu sebelum memulai langkah menuju menuntut ilmu. Oleh karena itu sangat banyak wasiat-wasiat dari para ‘ulama tentang pentingnya belajar adab.

Imam Malik رحمه الله تعلى pernah berkata kepada seorang pemuda dari kalangan masyarakat Quraisy (keturunan Qurasy):

“Wahai anak saudaraku, belajarlah adab tersebut sebelum kamu memulai belajar ilmu” Adab menuntut ilmu merupakan hajat yang sangat penting sekali.

Berkata Yusuf bin al Husein: “Dengan adab itu, ilmu tersebut dipahami.”
Berkata Abu Abdillah al-Balhi : “Adab terhadap ilmu lebih banyak daripada ilmu itu sendiri ”

Juga berkata Imam Laits ibn Sa’ad : “Ketika saya memperhatikan para penuntut ilmu hadits, lalu saya melihat pada mereka ada suatu kecacatan (suatu hal yang perlu dikritik dan dinasehati) lalu beliau berkata: “apa itu…?
Kalian kepada adab sedikit tapi kepada ilmu berhajat lebih banyak”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar